T E R I M A K A S I H S U D A H B E R K U N J U N G

Thursday, June 9, 2016

FILOSOFI BILANGAN DALAM BAHASA JAWA



Filosofi bilangan dalam jawa. Dalam bahasa Indonesia :
21 Dua Puluh Satu,
22 Dua Puluh Dua,...s/d
29 Dua Puluh Sembilan.

Dalam bhs Jawa tidak diberi nama Rongpuluh Siji,

Rongpuluh Loro, dst; melainkan
Selikur, Rolikur,...s/d Songo Likur.
Di sini terdapat satuan LIKUR
Yang merupakan kependekan dari (LIngguh KURsi),
artinya duduk di kursi.
Pada usia 21-29 itulah pada umumnya manusia
mendapatkan “TEMPAT DUDUKNYA”, pekerjaannya,
profesi yang akan ditekuni dalam kehidupannya;

Ada penyimpangan pada bilangan 25, tidak disebut

sebagai LIMANG LIKUR, melainkan SELAWE.
SELAWE = (SEneng-senenge LAnang lan WEdok).
Puncak asmaranya laki-laki dan perempuan, yang
ditandai oleh pernikahan.
Maka pada usia tersebut pada umumnya orang menikah
(dadi manten).

Ada penyimpangan lagi nanti pada bilangan 50.
Setelah Sepuluh, Rongpuluh,
Telung Puluh, Patang puluh,
mestinya Limang Puluh.
Tapi 50 diucapkan menjadi SEKET.
SEKET (SEneng KEthonan : suka memakai Kethu/tutup
kepala topi/kopiah). Tanda Usia semakin lanjut, tutup
kepala bisa utk menutup botak atau rambut yg memutih
karena semirnya habis...
Di sisi lain bisa juga Kopiah atau tutup kepala
melambangkan orang yang seharusnya sdh lebih taat
beribadah...!

Pada usia 50 th mestinya seseorang seharusnya lebih

memperbanyak ibadahnya dan lebih berbagi untuk bekal
memasuki kehidupan akherat yg kekal dan abadi...!.

Dan kemudian masih ada satu bilangan lagi, yaitu 60, yang

namanya menyimpang dari pola, bukan Enem Puluh
melainkan SEWIDAK atau SUWIDAK.
SEWIDAK (SEjatine WIs wayahe tinDAK).
Artinya : sesungguhnya sudah saatnya pergi. Sudah
matang...
Hrs sdh siap dipanggil menghadap Tuhan..
Semoga bermanfaat smoga tetap sehat semangat walau
meh SWIDAK

*yg merasa sewidak punjuL tidak boleh complain.... sambiL
nutup kamus bahasa jawa.....yang gak bs bahasa jawa
jangan nangis....
#--ELING lan WASPODO--#
Urip ku mung mampir ngombe ,,,,,
Dikutip dari Grup Guyonan Jawa Timuran