T E R I M A K A S I H S U D A H B E R K U N J U N G

Friday, November 4, 2016

KUCING, SITI, JOKO & KAMTO

KUCING, SITI, JOKO & KAMTO

Tersebutlah tiga orang muda yang bernama Siti, Joko dan Kamto. Suatu sore, mereka masing-masing mendapatkan seekor kucing yang tengah berteduh di teras rumah dalam keadaan basah kuyup dan kedinginan. Melihat keadaan kucing yang memelas itu Siti, Joko dan Kamto tergerak hatinya untuk menolong kucing tersebut dengan membawa kucing itu masuk ke dalam rumah.





Apa yang dilakukan Siti, Joko dan Kamto terhadap Kucing tersebut?


Siti ternyata tidak hanya sekadar menolong kucing dari kedinginan, dia juga tergerak hatinya untuk memelihara sekaligus mendidiknya. Siti tidak mau maksud baiknya terhadap si kucing itu kelak dikemudian hari malah merugikan, contohnya Siti tidak mau kucing itu kencing dan berak di sembarang tempat, dia juga tidak suka kalau si kucing itu kelak makan apa saja sesuka hati di rumahnya, Siti juga paling benci dengan bau kucing yang tidak pernah mandi. Siti adalah tipe orang yang sangat perfect, orang yang telah terbiasa tertib, teratur dan selalu menjaga martabat, harga diri dan sopan santun. Atas dasar itu Siti mulai mendidik kucing di rumahnya. Hal pertama yang dia lakukan adalah memberi nama si kucing itu. Dia paling tidak suka dengan hal-hal yang berbau anonim. Hal pertama yang dia cari setiap menemukan sesuatu adalah merk, label, cap dan sejenisnya. Siti sibuk membuka kamus, catatan, bahkan dia berusaha mengingat nama-nama dari novel yang pernah ia baca. Maka si kucing mendapat hadiah nama yaitu Ketti. Siti kemudian menyusun dan memberlakukan jadwal latihan dan kegiatan untuk si Ketti. Ketti dilatih untuk kencing dan berak di tempat yang telah disediakan. Perlahan-lahan Ketti diajarkan tata tertib, Ketti juga diberi pelajaran tentang hak dan kewajiban, misalnya, tidak boleh makan kecuali makanan yang telah disediakan. Dalam hal sopan santun, Ketti sama sekali tidak diperkenankan lari-lari di dalam rumah, apalagi lompat lewat jendela. Proses latihan dilakukan dengan aturan yang ketat dan sanksi yang berat apabila melanggarnya. Walhasil, si Ketty menjadi kucing yang berbudaya, patuh, sopan dan penurut tidak sebagaimana kucing-kucing lainnya.



Joko, tidak seperti Siti dalam melatih kucingnya. Joko memiliki keyakinan bahwa  kucing  akan  berguna   untuk kepentingan dirinya kalau dididik. Joko mendorong motivasi kucingnya agar rajin menjaga rumahnya dari tikus-tikus. Si kucing akan mendapat  hadiah dari Joko apabila dia telah berhasil menangkap tikus. Bila si kucing tidak melakukan tugasnya, jangan harap akan mendapat hadiah. Apabila   si   kucing   berani mengambil makanan di meja makan tanpa seijin Joko,si kucing akan mendapat ganjaran setimpal dari Joko berupa cambukan sampai si kucing merengek-rengek minta ampun.


Lain Joko lain Siti, lain juga Kamto. Dia berpikir si kucing justru sebaiknya dibiarkan dan dilepas saja dari rumahnya setelah hujan reda. Lalu dilepaskanlah si kucing itu
.