Kumpulan Puisi

TANAH AIRKU

Indonesiaku…
Kukibarkan namamu setinggi langit

Ku angkatkan tanganku untukmu

Untuk hormat kepadamu

Kutaruhkan nyawa untukmu

Kutumpahkan darah dariku

Agar kau dikenang selalu


Wahai indonesiaku

Merah tumpah darah kami

Putih tulang belulang kami

Tertanam di tanah ini

Tanah yang kami cintai

Oh bangsaku

Satukanlah kekuatan kita

Jadikanlah tanah ini

Tanah yang merdeka












PETANI


Disaat ayam mulai berkokok

Di saat burung pun bernyanyi

Ku langkahkan kaki

Bersama dxengan cangkulmu

Sawah tempat rizkiku

Padi permata bagimu

Hanya demi satu
Satu untuk keluarga

Rumput saksi hidupmu

Tanah saksi pengorbananmu

Kerasnya hidup ini

Hidup yang sederhana ini










MALAM YANG DAMAI


Malam…

Hembusan angin yang menusuk jiwa

Keheningan yang menusuk perasaan

Terlihat bulan

Yang bersinar damai dan tersenyum manis

Yang merubah heningnya malam
Menjadi indah

Bintang yang bertaburan

Yang bersinar

Mengantarkan kedamaian

Yang abadi….

Nasi yang kumakan ini

Adalah tetes keringatku

Yang tak kusia-siakan

Sepanjang hidupku











Pilu …

Hati terasa pilu

Seakan tak kuasa menahan

Meratapi hati yang gundah

Pelangi seakan menangis

Siang seakan malam

Terbalut rasa kemelut
Ketika ia dipanggil sang khalik

Derai tangis menghantarkannya

Dengan roda-roda manusia

Rumah tak berpintu

Menjadi peristirahatannya

Tetes-tetes air mata

Di depan tanah merah yang basah

Tak kan membuat ia kembali





KEMATIAN





PERTIWI BERDUKA


Damai,canda,tawa
Yang menghiasi negeri ini
Seakan menjadi kenangan yang indah
Yang sulit terulang kembali
Dan kini menjadi pilu
Kini tak kuasa tak terbendung
Tangis dan jeritan
Tetes-tetes air mata
Tetes tetes darah
Pijaran lava yang menganga
Laut penjilat
Bumi yang goyah
Menjemput maut dan maut
Nyawa demi nyawa kau lalap

Kini tinggal derai air mata



SEMANGAT


Beribu-ribu cobaan telah ku terima

Beribu-ribu rintangan telah ku lalui

Ku tak tahan atas semua ini

Dari dunia yang keras dan fana ini

Tapi tak ada kata menyerah

Ku tak kan putus asa

Ku hadapi semuanya

Dengan lapang dada

Ku tanamkan kata semangat di hati ini

Ku raih mimpi-mimpiku ini

Dengan kata-kata semangat







Gunung yang indah

Menjulang ke angkasa

Pepohohonan dan tanah

Memberikan segalanya

Kini murka

Kini menjadi menganga

Wedus gembel

Menjadi pedang nyawa

Nyawa-demi nyawa melayang

Seakan menjadi saksi bisu

Kemurkaan merapi

Yang amat dasiyat





MERAPI


Dan tak pernah putus asa

Ya Tuhan ku…

Berikan aku kekuatan

Berikan aku kesabaran

Tuk jadi yang lebih baik










MENANTI MAUT


Hidup ini tak seindah mawar yang mekar

Tak secantik pula embun di pagi hari

Hanya seperti jarum jam

Yang selalu berputar

Usia ini sudah tak panjang lagi

Hanya menanti…

Kapan waktu terjadi

Tubuh ini terasa tak berdaya lagi

Ku lalui hari-demi hari

Tubuhku yang lemah ini

Membuatku akan sadar diri

Betapa bahagia sisa hidupku ini







BAYANGMU


Kau begitu indah dalam hatiku

Ku tak bisa jatuh darimu

Ku tak bisa menahan rindu

Rindu yang membelenggu

Kau selalu di anganku

Yang tak bisa ku hilangkan

Bayangan mu selalu menghantuiku

Dan tak ku bisa binasakan

Apakah ini cinta sejati…?

Cinta abadi yang tak pernah terganti

I Love u

Ku tak bisa hidup tanpamu















CINTA YANG TERSIMPAN


Biar ku ungkap cinta

Cinta begitu besar

Biarkan itu menjadi rasa

Rasa indah yang ku miliki

Cinta tak sepantasnya

Aku simpan di hati

Biar ku ungkap semuanya

Perasaan ku terhadapmu

Ku pasti bisa

Bahagiaan dirimu

Seharusnya aku ungkapkan

Perasaan ini dari dulu







ANUGRAH CINTA

Padamu aku berkorban

Padamu aku serahkan

Padamu aku berikan
Padamu…

Tanpamu hancur hatiku

Tanpamu menyakitkanku

Tanpamu terasa pilu
Tanpamu…

Biarkan aku menjagamu

Menemanimu seumur hidupku

Izinkanku di sisimu

Di sisimu sampai ahir hidupku

Cintamu anugrahku

Cintamu menusuk jantungku

Aku merindukan mu

Jangan engkau jauh dariku






CINTA ABADI


Cinta yang begitu bersar

Cinta yang kokoh

Bagai karang yang dihantam ombak

Dan tak kan pernah terpisahkan

Bayangnya selalu menghantuiku

Senyum manisnya seakan hanya untukku

Ku tak bisa jauh darinya

Dari dirinya pun aku bisa hidup

Rasanya cinta ini begitu tulus





MOMEN TERMANIS


Akankah kamu…

Mengingatku di jalan…?

Aku teringat padamu

Apakah kamu

Tetap menjadi sama saat terahir

Aku melihat

Kau adalah yang paling manis

Setiap momen denganmu

Adakah satu momen yang paling manis


Tak ada yang bisa menggantikanya

Hanya dia yang ada di hatiku




















PAHLAWAN

Teriakan…

Dengan tekat yang kuat

Dengan rasa patang menyerah

Dengan hati yang gigih

Kau maju…

Dengan langkah tegapmu

Tombak di tanganmu

Bendera merah putuh di hatimu

Kau relakan darah

Kau relakan nyawa





IDUL FITRI









Suara takbir berkumandang

Diiring beduk bertalu-talu

Menyambut hari kemenangan

Dalam hari yang fitrah

Hari suci…

Di balik kebahagiyaan

Ma’af demi ma’af dilontarkan
Tuk menuju kesucian

Dan kesempurnaan


Kau relakan harta

Demi tanah airmu…


















MENUJU IMPIAN
Ku berkunjung…
Demi masa depan
Jalan yang berliku
Batu-batu yang terjal
Ku lalui…
Ku tak peduli dengan itu
Walau sejuta hambatan
Walau sejuta rintangan
Ku kan lalui
Demi setitik cahaya
Yang bersinar di masa esok
Tuk menggapai sejuta impian





TAK BERARTI


Ku bagaikan manusia tak berguna

Hanya melihat terangnya dunia

Dan tak melihat gelapnya dunia ini

Berarti kotor penuh dosa

Di dunia ini

Ku hanya tau ketamakan

Ku hanya tau kemaksiatan

Yang gelap akan keimanan

Ku tak menghiraukan nasihat Ayah, bundaku

Ku abaikan ajaran agamaku

Ku hanya manusia

Yang berlumur dosa

Yang sulit ku dapatkan jalan

Jalan menuju kebaikan

Tapi mengapa…

Sedikitpun aku tak bisa














GARUDA



Gedung bertingkat

Indah nan elok



Indonesia…Merah darahku

Putih tulangku

Seakan mengundang mahnet

Tuk menggerakkan hati orang-orang

Satu demi satu maju

Tak membawa tujuan

Mengadu nasib di Ibu kota

Yang seakan menjanjikan

Tuk menuju esok yang cerah

Bagai lambang kehidupanku

Ku tumpahkan darah bagimu

Ku relakan patah tulangku

Semua itu hanya Saturdau

Saru untuk negriku

Garuda lambang negriku

Yang melekat di dadaku


Sebagai lambang pemersatu

Satu nusa satu bangsa

Bangkitlah garudaku

Kepakkanlah sayapmu

Terbang tinggi meraih mimpi

Sejati terakanlah negri ini

Teruslah maju negriku

Bersatulah Indonesiaku

Tuk satu tujuan yang cerah

Dan tetap indah seperti dulu






DIBALIK SENYUM MANIS


Senyum yang indah

Dan menawan

Bagai bulan yang bersorai ria

Tertoleh pada wajah cantiknya

Di balik senyum manis

Tertanam rasa pilu yang mendalam

Tancapan duri di hatinya

Tak dihiraukan

Diubahnya duri-duri di hatinya

Menjadi bunga-bunga elok

Yang selalu bermekaran di hatinya

Dan dia tersenyum lagi

Walau menahan perihnya hati

Mungkin senyum dapat berbohong

Tapi hati tak kan bisa berbohong







MULUT BERBISA LELAKI


Kata-kata yang muncul

Dari bibir yang indah

Benih-benih cinta yang bertaburan

Seakan menambah rasa di hatiku

Janji-janji manis yang terucap

Seakan memberi harapan

Tuk menuju pasti

Sedia kala aku percaya

Namun semua itu janji palsu

Mulut lelaki yang berbisa

Telah menyakiti hati ini

Bisa itu telah meracuni diriku

Tangis pilu…

Tak ada yang mengobati

Seakan harapan itu sia-sia













PERSAHABATAN

PENGHIANATAN


Hubungan yang erat

Dalam tali kekerabatan

Membuat hidup ini lebih bermakna

Dan tak ada beban

Dengan adanya sahabat

Seakan telah melekat di hatiku

Tak ada batas denganya

Dan aku merasa kenyamanan

Di dekatnya

Rasa percayaku ku tanamkan padanya

Namaun setitik tinta hitam


Penghianatan…

Kata-kata itu membebani hatiku

Itu mengiris hatiku

Hati yang tak berdosa

Tersakiti olihnya

Dan tersiksa karenanya

Semua harapan yang berarti bagiku

Tak berarti baginya

Hati ini merasa teraniyaya

Olih janji palsu belaka

Yang menusuk jiwa dan hatiku


Akan membuat semua itu musnah

Sahabat yang ku sayang

Seakan menjadi musnah terdasyat















CINTA YANG KIAN HILANG

LELUCON


Cinta…


Lelucon…Identik dengan tawa

Dengan lelucon

Tawa dapat mengalir begitu saja

Walau hati sedih

Semua itu larutlah sudah

Seakan tetes-tetes tangis

Menjadi mutiara-mutiara indah

Dan sinarlah sudah gunda di hati


Hatiku tertanam kata itu

Cinta memberi pelangi di hatiku

Yang seakan selalu abadi

Namun semua itu salah

Cintaku yang melekat di hatiku

Kini kian pudar…

Seakan cinta itu hilang begitu saja

Bagai matahari yang kan terbenam


Pijaran cinta yang begitu besar

Mengikislah sudah

Hati yang cerah

Kini mendung

Cintaku yang kan pudar

Terlepas dari pelukanku

Dan belaian cintaku

Membuat kegelapan di hatiku






BALUTAN DUKA
TERLAHIR

Duka yang begitu besar


Kini bersandar di hatiku

Telah merobohkan jiwaku

Hati ini terasa
Lemah…
Lesu…

Dan lulai…
Melihat sosok dia

Terbaring tak berdaya

Dengan balutan selembar kain suci

Menutupi sukmanya yang hilang

Ku panggil namanya

Namun dia tetap diam membisu

Detak kehidupanyapun sudah tak terdengar

Sejak ku terdiam melihatnya

Ku menjerit

Ku menangis

Kurasakan dunia baruku

Yang amat panas ini

Bersama orang terdekatku

Yang menanti kelahiranku

Lantunan suara azan

Terdengar di telinga kananku

Ku bagai selembar kertas suci

Yang tak tau apa itu dosa

Hanya ayah bundakulah

Yang dapat mentorehkan

Dan menanamkan kepribadianku

Bagai tinta yang tertoreh di kain suci

Namun ia tetap terpejam

Terpejam tuk menuju keabadian

Jerit tangis yang memilukan

Tak kuas sudah…

Yang berarti dalam hidupku







SENANDUNG MAAF





TAK ADA YANG


ABADI
Manusia yang tak sempurna


Kadang luput dari dosa

Yang kadang dosa itu

Membebani orang lain

Dan menyakitinya

Bahkan Allah

Ku haturkan….
Lantunan kata maaf untuk-Nya

Dengan rasa ihlas

Tuk menebus semua kesalahanku


Dunia ini seakan berputar

Seperti roda…

Waktu ini berjalan

Silih berganti

Tak ada yang abadi di dunia ini

Saat hati ini tersenyum

Waktu telah mengubah segalanya

Senyum telah menjadi pilu

Kusadar semua ini…


Apa yang kurasakan sekarang

Mungkin tak kurasakan kembali




















CURAHAN HATI
Kenapa disaat ada dia


DUNIA PASTI BERPUTAR


Ku hidup dengan kesederhanaan

Harta bendapun aku tak punya

Hanya keluarga yang aku punya

Air mataku tak bisa terbendung

Ketika melihat mereka

Tergeletak lemah…

Beralaskan selembar rotan

Seakan kuingin berlari kencang

Tuk menggapai angan-anganku

Tuk membahagiakan mereka

Nyawapun aku relakan…

Asal mereka bangga…

Namun semua itu tak berarti
Kesederhanaan…

Dengan bersama keluarga

Itulah yang berarti

Aku selalu kamu nomor duakan
Kenapa disaat ada dia
Aku  selalu kamu acuhkan
Hati ini tersa sakit
Hati ini tak sanggup lagi
Mungkin aku bukanlah satu-satunya
Mungkian dia adalah orangnya
Kenapa disaat ada dia
Tatapanmu beralih kepadanya
Kenapa disaat ada dia
Dia bagai kekasihmu
Ya tuhan…
Aku sudah tak yakin lagi
Akan cintaku ini
Ku sudah tak percaya
Akan kata-kata darimu lagi
Karena perhatianmu
Sudah tak ada lagi…
Ku tak bisa lakukan apa-apa
Ku hanya bisa berdo’a
Do’a ku kepada-Mu
Semoga tuhan tunjukkan siapa
Sebenarnya yang ada dihatiku
Aku belajar dari semua itu
Belajar tuk sabar

Belajar untuk menerima
Dan semoga aku tidak belajar
Untuk melupakan-Mu









Sepi tak ada dia

Hatiku hampa

Ku selalu termenung

Di pintu rumahku

Tuk menanti sosok dia

Yang telah kunanti selama ini
Dibalik dinding rumahku

Tersimpan penantian besar

Yang seakan tak hilang dihatiku
Menanti…
Menanti…

Itu yang kulakukan untuknya





PENANTIAN





KEPASRAHAN


Tubuhku lemas tak berdaya
Ku tak kuat menaha rasa ini

Ingin rasanya ku bersandar

Tuk melepas penat ditubuhku

Namun semua itu tak mungkin

Karena dia tak ada untukku

Hanya kepasrahan yang kudapat

Hari demi hari kulewati

Tubuhku semakin lemah

Namun kutetap semangat

Tuk melawan maut

Tanpa kehadirannya

Namun semuanya penantian itu sia-sia

Karena aku tak berarti buat dia












GURUKU

Saat matahari bersinar

Dan burungpun bernyanyi

Kau kayuh sepedamu

Sepeda butut yang kau punya

Walau panas membakar kulitmu

Walau lelah menyerang tubuhmu

Kau tetap mengayuh
Dengan hati tersenyum

Kau limpahkan ilmu kepada kami

Kau berikan kami kepandaian

Tiada orang semulia dirimu

Wahai guruku yang luhur

Kau buat kami cerdas

Walaupun kami nakal

Kau tetap sabar

Demi muridmu tersayang







Oh ibu…
Kau kandung diriku

Kau manjakan diriku

Dengan penuh kasih sayang

Kasih sayangmu

Belaian tanganmu

Membuat diriku nyaman

Dengan hati tenang

Kau bimbing aku

Kau tuntun aku

Tuk jadi orang baik

Sebaik hatimu

Kau rela nyawamu melayang

Kau rela darah bertumpah

Hanya demi aku

Anakmu…





IBU

Wahai guruku…
Aku akan selalu berbakti kepadamu
Tak kankecewakanmu

Seumur hidupku







NADA


ata yang indah

Yang selalu menemaniku’

Disaat aku pilu

Kata demi kata kuucapkan

Menjadi nada yang mengalir

Dan diiringi melodi-melodi kehidupan

Seiring irama-irama

Tuk menghibur hati

Yang selalu mengalir dalam benakku

Tuk menghibur hatiku yang pilu







Hembusan nafasku

Tak bermakna

Senyum manismu sia-sia

Terdengar sunyi…

Tak ada siapa-siapa

Hanya aku searang diri

Hanya aku di sini

Senyuman keluargaku…

Pelukan hangat…

Itu semua mimpi…

yang hilang saat bangun





KESENDIRIAN

Seakan aku ingin terlelap selamanya

Agar aku bias mimpi selamanya

Hanya tangis dalam hidupku

Seakan dunia ini mati


Tak berpenghuni

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم