Assalamualaiukum wr.wb
Disini saya akan memberi dalil tentang kewajiban solat untuk umat muslim
Dalil Al Quran :
Al-Baqarah, 43
وَاَقِيْمُوْ الصَّلَىةَ وَآتُوْ الزَّكَوةَوَارْكَعُوْامَعَ الرَّاكِعِيْنَ
Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang – orang yang ruku
وَاَقِيْمُوْ الصَّلَىةَ وَآتُوْ الزَّكَوةَوَارْكَعُوْامَعَ الرَّاكِعِيْنَ
Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang – orang yang ruku
Al-Baqarah 110
وَاَقِيْمُوْ الصَّلَوْةَ وَآتُوْالزَّكَوةَ وَمَاتُقَدِّمُوْا لاَِنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدُاللهِط اِنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Artinya : Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa – apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah sesungguhnya Allah maha melihat apa – apa yang kamu kerjakan
Al –Ankabut : 45
وَاَقِيْمِ الصَّلَوةَ اِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرَ
Artinya: Kerjakanlah shalat sesungguhnya shalat itu bisa mencegah perbuatan keji dan munkar.
An-Nuur: 56
وَاَقِيْمُوْ الصَّلاَةَ وَآتُوْ الزَّكَوةَ وَاَطِيْعُوْ االرَّسُوْلَ لَعَلَكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Artinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar supaya kalian semua diberi rahmat
Firman Allah SWT :
... وَ اَقِمِ الصّلوةَ
لِذِكْرِيْ. طه:14
…. dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. [QS.
Thaahaa : 14]
فَاَقِيْمُوا
الصَّلوةَ، اِنَّ الصَّلوةَ كَانَتْ عَلَى اْلمُؤْمِنِيْنَ كِتَابًا مَوْقُوْتًا.
النساء: 103
Maka dirikanlah shalat,
sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman. [QS. An-Nisaa' : 103]
Hadist :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ
عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بُنِيَ اْلاِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ:
شَهَادَةِ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَ
اِقَامِ الصَّلاَةِ، وَ اِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَ حَجّ اْلبَيْتِ وَ صَوْمِ
رَمَضَانَ. احمد و البخارى و مسلم، فى نيل الاوطار 1: 333
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu terdiri atas lima rukun. Mengakui bahwa
tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan sesungguhnya Muhammat itu adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, hajji ke Baitullah dan
puasa Ramadlan. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 1, hal.
333]
عَنْ جَابِرٍ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بَيْنَ الرَّجُلِ وَ بَيْنَ اْلكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ.
الجماعة الا البخارى و النسائى، فى نيل الاوطار 1: 340
Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “(Yang membedakan) antara seseorang dan kekufuran adalah meninggalkan
shalat”. [HR. Jama’ah, kecuali Bukhari dan Nasai, dalam Nailul Authar juz
1, hal. 340]
عَنْ بُرَيْدَةَ رض
قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اَلْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَ
بَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ. فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ. الخمسة، فى نيل الاوطار
1: 343
Dari Buraidah RA, ia berkata : Aku
mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Perjanjian antara kami dan mereka adalah
shalat, maka barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh ia telah kufur”. [HR.
Khamsah, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 343]
عَنْ طَلْحَةَ بْنِ
عُبَيْدِ اللهِ اَنَّ اَعْرَابِيًّا جَاءَ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص ثَائِرَ
الرَّأْسِ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَخْبِرْنِى مَا فَرَضَ اللهُ عَلَيَّ
مِنَ الصَّلاَةِ ! قَالَ: الصَّلَوَاتُ اْلخَمْسُ، اِلاَّ اَنْ تَطَوَّعَ شَيْئًا.
قَالَ: اَخْبِرْنِى مَا فَرَضَ اللهُ عَلَيَّ مِنَ الصّيَامِ ! قَالَ: شَهْرُ
رَمَضَانَ اِلاَّ اَنْ تَطَوَّعَ شَيْئًا. قَالَ: اَخْبِرْنِى مَا فَرَضَ اللهُ عَلَيَّ
مِنَ الزَّكَاةِ ! قَالَ: فَاَخْبَرَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص بِشَرَائِعِ اْلاِسْلاَمِ
كُلّهَا. فَقَالَ: وَ الَّذِى اَكْرَمَكَ، لاَ اَطَّوَّعُ شَيْئًا وَ لاَ اَنْقُصُ
مِمَّا فَرَضَ اللهُ عَلَيَّ شَيْئًا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص. اَفْلَحَ اِنْ
صَدَقَ اَوْ دَخَلَ اْلجَنَّةَ اِنْ صَدَقَ. احمد و البخارى و مسلم، فى نيل
الاوطار 1: 335
Dari Thalhah bin ‘Ubaidillah, bahwa seorang
Arab gunung datang kepada Rasulullah SAW dalam keadaan rambutnya kusut, lalu ia
bertanya, “Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku, apa yang Allah wajibkan
kepadaku dari shalat ?”. Beliau bersabda, “Shalat-shalat yang lima,
kecuali kamu mau melakukan yang sunnah”. Ia bertanya, “Beritahukanlah kepadaku,
apa yang Allah wajibkan kepadaku dari puasa ?”. Beliau SAW bersabda, “Puasalah
bulan Ramadlan, kecuali kamu mau melakukan yang sunnah”. Ia bertanya lagi,
“Beritahukanlah kepadaku, apa yang Allah wajibkan kepadaku dari zakat ?’.
Thalhah berkata : Lalu Rasulullah SAW memberitahukan kepadanya tentang
syariat-syariat Islam seluruhnya. Lalu orang Arab gunung itu berkata, “Demi
Allah yang telah memuliakan engkau, saya tidak akan menambah sesuatu dan tidak
akan mengurangi sedikitpun dari apa-apa yang telah diwajibkan oleh Allah kepada
saya”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Pasti ia akan bahagia, jika benar. Atau
pasti ia akan masuk surga jika benar (ucapannya)”. [HR. Ahmad, Bukhari dan
Muslim, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 335]
عَنْ اَنَسِ بْنَ
مَالِكٍ رض قَالَ: فُرِضَتْ عَلَى النَّبِيّ ص الصَّلَوَاتُ لَيْلَةَ اُسْرِيَ
بِهِ خَمْسِيْنَ، ثُمَّ نُقِصَتْ حَتَّى جُعِلَتْ خَمْسًا. ثُمَّ نُوْدِيَ: يَا
مُحَمَّدُ اِنَّهُ لاَ يُبَدَّلُ اْلقَوْلُ لَدَيَّ وَ اِنَّ لَكَ بِهذِهِ
اْلخَمْسِ خَمْسِيْنَ. احمد و النسائى و الترمذى و صححه، فى نيل الاوطار 1: 334
Dari Anas bin Malik RA, ia berkata :
Diwajibkan shalat itu pada Nabi SAW pada malam Isra’, lima puluh kali. Kemudian
dikurangi sehingga menjadi lima kali, kemudian Nabi dipanggil, “Ya Muhammad,
sesungguhnya tidak diganti (diubah) ketetapan itu di sisi-Ku. Dan sesungguhnya
lima kali itu sama dengan lima puluh kali”. [HR. Ahmad, Nasai dan Tirmidzi. Dan
Tirmidzi menshahihkannya, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 334]
عَنِ الشَّعْبِيّ اَنَّ
عَائِشَةَ قَالَتْ: قَدْ فُرِضَتِ الصَّلاَةُ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ
بِمَكَّةَ. فَلَمَّا قَدِمَ رَسُوْلُ اللهِ ص اْلمَدِيْنَةَ زَادَ مَعَ كُلّ
رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، اِلاَّ اْلمَغْرِبَ فَاِنَّها وِتْرُ النَّهَارِ وَ
صَلاَةُ اْلفَجْرِ لِطُوْلِ قِرَاءَتِهِمَا. قَالَ: وَ كَانَ اِذَا سَافَرَ صَلَّى
الصَّلاَةَ اْلاُوْلَى. احمد
Dari ‘Asy-Sya’bi bahwa ‘Aisyah RA pernah berkata
: Sungguh telah difardlukan shalat itu dua rekaat dua rekaat ketika di Makkah.
Maka tatkala Rasulullah SAW tiba di Madinah (Allah) menambah pada masing-masing
dua rekaat itu dengan dua rekaat (lagi), kecuali shalat Maghrib, karena sesungguhnya
shalat Maghrib itu witirnya siang, dan pada shalat Fajar (Shubuh), karena
panjangnya bacaannya”. Asy-Sya’bi berkata, “Dan adalah Rasulullah SAW apabila
bepergian (safar), beliau shalat sebagaimana pada awalnya (dua rekaat)”. [HR.
Ahmad 6 : 241]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ
عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ عَنِ النَّبِيّ ص اَنَّهُ ذَكَرَ الصَّلاَةَ يَوْمًا
فَقَالَ: مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوْرًا وَ بُرْهَانًا وَ نَجَاةً
يَوْمَ اْلقِيَامَةِ. وَ مَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ تَكُنْ لَهُ نُوْرًا
وَ لاَ بُرْهَانًا وَ لاَ نَجَاةً. وَ كَانَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ مَعَ قَارُوْنَ
وَ فِرْعَوْنَ وَ هَامَانَ وَ اُبَيّ بْنِ خَلَفٍ. احمد، فى نيل الاوطار 1: 343
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash, dari
Nabi SAW bahwa beliau pada suatu hari menerangkan tentang shalat, lalu beliau
bersabda, “Barangsiapa memeliharanya, maka shalat itu baginya sebagai cahaya,
bukti dan penyelamat pada hari qiyamat. Dan barangsiapa tidak memeliharanya,
maka shalat itu baginya tidak merupakan cahaya, tidak sebagai bukti, dan tidak
(pula) sebagai penyelamat. Dan adalah dia pada hari qiyamat bersama-sama Qarun,
Fir’aun, Haaman, dan Ubay bin Khalaf”. [HR. Ahmad, dalam Nailul Authar juz 1,
hal. 343]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ
قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ اَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ
اْلعَبْدُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ الصَّلاَةُ اْلمَكْتُوْبَةُ فَاِنْ اَتَمَّهَا وَ
اِلاَّ قِيْلَ. اُنْظُرُوْا، هَلْ لَهُ مِنْ تَطَوُّعٍ؟ فَاِنْ كَانَ لَهُ
تَطَوُّعٌ اُكْمِلَتِ اْلفَرِيْضَةُ مِنْ تَطَوُّعِهِ، ثُمَّ يُفْعَلُ بِسَائِرِ
اْلاَعْمَالِ اْلمَفْرُوْضَةِ مِثْلُ ذلِكَ. الخمسة، فى نيل الاوطار 1: 345
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Saya
mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya pertama-tama perbuatan
manusia yang dihisab pada hari qiyamat, adalah shalat wajib. Maka apabila
ia telah menyempurnakannya (maka selesailah persoalannya). Tetapi apabila tidak
sempurna shalatnya, dikatakan (kepada malaikat), “Lihatlah dulu, apakah ia
pernah mengerjakan shalat sunnah ! Jika ia mengerjakan shalat sunnah, maka
kekurangan dalam shalat wajib disempurnakan dengan shalat sunnahnya”. Kemudian
semua amal-amal yang wajib diperlakukan seperti itu”. [HR. Khamsah, dalam
Nailul Authar juz 1, hal. 345]
عَنِ بْنِ مُحَيْرِيْزٍ
اَنَّ رَجُلاً مِنْ بَنِى كِنَانَةَ يُدْعَى اْلمُخْدَجِيَّ سَمِعَ رَجُلاً
بِالشَّامِ يُدْعَى اَبَا مُحَمَّدٍ يَقُوْلُ: اِنَّ اْلوِتْرَ وَاجِبٌ. قَالَ
اْلمُخْدَجِيُّ: فَرُحْتُ اِلَى عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ، فَاَخْبَرْتُهُ
فَقَالَ عُبَادَةُ: كَذَبَ اَبُوْ مُحَمَّدٍ. سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ:
خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللهُ عَلَى اْلعِبَادِ. مَنْ اَتَى بِهِنَّ لَمْ
يُضَيّعْ مِنْهُنَّ شَيْئًا اِسْتِخْفَافًا بِحَقّهِنَّ كَانَ لَهُ عِنْدَ اللهِ
عَهْدًا اَنْ يُدْخِلَهُ اْلجَنَّةَ. وَ مَنْ لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ فَلَيْسَ لَهُ
عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ. اِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ وَ اِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُ. احمد و ابو
داود و النسائى، فى نيل الاوطار 1: 344
Dari Ibnu Muhairiz, bahwa seorang laki-laki
dari Bani Kinanah yang bernama Al-Mukhdajiy pernah mendengar seorang laki-laki
di Syam yang bernama Abu Muhammad, ia berkata : Sesungguhnya shalat witir itu
wajib. Mukhdajiy berkata : Lalu aku pergi kepada ‘Ubadah bin Shamit untuk
memberitahukan kepadanya. Maka ‘Ubadah berkata, “Abu Muhammad dusta, sebab aku
pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Shalat yang diwajibkan Allah atas
hamba-hamba-Nya itu adalah lima. Barangsiapa mengerjakannya tanpa
menyia-nyiakan sedikitpun daripadanya karena hendak memperingan kewajibannya,
maka dia dapat jaminan dari Allah, (yaitu) bahwa Allah akan memasukkannya ke
dalam surga. Dan barangsiapa tidak melakukannya, maka tidak mendapat jaminan
dari Allah, (yiatu) bila Allah menghendaki, maka Dia akan menyiksanya, dan bila
Dia menghendaki, maka Dia akan mengampuninya”. [HR. Ahmad, Abu Dawud dan Nasai,
dalam Nailul Authar juz 1, hal. 344]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ
اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اُمِرْتُ اَنْ اُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوْا
اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَ يُقِيْمُوا
الصَّلاَةَ وَ يُؤْتُوا الزَّكَاةَ. فَاِذَا فَعَلُوْا ذلِكَ عَصَمُوْا مِنّى
دِمَاءَهُمْ وَ اَمْوَالَهُمْ اِلاَّ بِحَقّ اْلاِسْلاَمِ. وَ حِسَابُهُمْ عَلَى
اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ. احمد و البخارى و مسلم، فى نيل الاوطار 1: 336
Dari Ibnu ‘Umar, bahwa Nabi SAW bersabda,
“Aku diperintah untuk memerangi orang-orang, sehingga mereka mengakui tidak ada
Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat. Kemudian apabila mereka telah melaksanakan yang
tersebut itu, mereka mendapat perlindungan dariku, tentang darah mereka dan
harta mereka, kecuali yang dibenarkan Islam. Sedang perhitungan mereka, adalah
di tangan Allah ‘Azza wa Jalla”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul
Authar juz 1, hal. 336]
عَنْ اَبِى سَعِيْدِ
اْلخُدْرِيّ قَالَ: بَعَثَ عَلِيٌّ وَ هُوَ بِاْليَمَنِ اِلَى النَّبِيّ ص
بِذُهَيْبَةٍ فَقَسَّمَهَا بَيْنَ اَرْبَعَةٍ. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ
اللهِ، اِتَّقِ اللهَ. فَقَالَ: وَيْلَكَ اَوَلَسْتُ اَحَقَّ اَهْلِ اْلاَرْضِ
اَنْ يَتَّقِيَ اللهَ! ثُمَّ وَلَّى الرَّجُلُ. فَقَالَ خَالِدُ بْنُ اْلوَلِيْدِ:
يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَلاَ اَضْرِبُ عُنُقَهُ؟ فَقَالَ: لاَ، لَعَلَّهُ اَنْ
يَكُوْنَ يُصَلّى. فَقَالَ خَالِدٌ: وَ كَمْ مِنْ مُصَلّ يَقُوْلُ بِلِسَانِهِ مَا
لَيْسَ فِى قَلْبِهِ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنّى لَمْ اُوْمَرْ اَنْ
اُنَقّبَ عَنْ قُلُوْبِ النَّاسِ وَ لاَ اَشُقَّ بُطُوْنَهُمْ. مختصر من حديث احمد
و البخارى و مسلم، فى نيل الاوطار 1: 338
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy, ia berkata : Ali
yang waktu itu berada di Yaman, pernah mengirim sekeping emas pada Nabi SAW.
Lalu Nabi SAW membagikannya kepada empat orang. Kemudian ada seorang laki-laki
berkata, “Ya Rasulullah, takutlah kepada Allah (karena menganggap Nabi SAW
tidak adil dalam pembagian itu). Lalu Nabi SAW menjawab, “Celaka kamu, bukankah
aku orang yang paling baik diantara penduduk bumi ini yang bertaqwa kepada
Allah ?”. Kemudian laki-laki itu berpaling. Lalu Khalid bin Walid bertanya, “Ya
Rasulullah, bolehkah aku penggal lehernya ?”. Nabi SAW menjawab, “Jangan,
barangkali dia melakukan shalat”. Khalid berkata, “Berapa banyak orang yang
shalat yang hanya menyatakan dengan lisannya saja, tetapi tidak demikian di
dalam hatinya”. Lalu Rasulullah SAW menjawab, “Sesungguhnya aku tidak
diperintahkan untuk menyelidiki hati-hati manusia, dan tidak pula untuk
membelah perut-perut mereka”. [Diringkas dari suatu hadits yang diriwayatkan
oleh Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 338]
Menyuruh anak kecil untuk shalat
عَنْ عَمْرِو بْنِ
شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص. مُرُوْا
صِبْيَانَكُم بِالصَّلاَةِ لِسَبْعِ سِنِيْنَ وَ اضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا لِعَشْرِ
سِنِيْنَ وَ فَرّقُوْا بَيْنَهُمْ فِى اْلمَضَاجِعِ. احمد و ابو داود، فى نيل
الاوطار 1: 348
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari
datuknya, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah anak-anak kecilmu
melakukan shalat pada (usia) tujuh tahun, dan pukullah mereka (bila lalai)
atasnya pada (usia) sepuluh tahun, dan pisahkanlah mereka pada tempat-tempat
tidur”. [HR. Ahmad dan Abu Dawud, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 348]
Sekian dari saya , kurang dan lebih nya saya mohon maaf .
Wassalamualaikum wr.wb